Rabu, 02 Maret 2011

Metode interpretasi nilai tahanan jenis batuan


Hambatan jenis material (apparent resistivity atau ρa) dihitung dengan menggunakan nilai voltmeter dan ampermeter yang diperoleh sebelumnya. Nilai hambat jenis tiap material akan memiliki nilai hambatan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut tergantung pada jenis dan kondisinya, apakah kering, basah, retak-retak, padat, cair, dan lain-lain. Nilai apparent resistivity (ρa) dihitung dengan formula :
Rounded Rectangle: ρa  = k R
= k (V/I).           


Keterangan rumus:
ρa        : hambatan jenis material (ohm-meter)
k          : konstanta yang dipakai
R         : resistivity
V         : beda potensial (mV)
I           : kuat arus (mA)

Besarnya nila k (konstanta) berbeda tiap segmen kedalamannya, semakin kedalam semakin besar nilai K. Nilai resistivitas yang diperoleh pada saat pengukuran dilapangan dimasukkan ke dalam software X2IPI yang akan menghasilkan data nilai resisitivitas tanah semu atau bukan nilai yang sebenarnya. Untuk memperoleh nilai yang sebenarnya perlu dilakukan inversi dari nilai resistivitas semu menggunakan software Res2DInv. Hasil yang dihasilkan oleh software Res2Dinv merupakan data stratigrafi yang berupa data nilai resistivitas dan mempunyai nilai error. Nilai error pada data ini bisa disebabkan oleh nilai ekstrim suatu data yang diakibatkan oleh kesalahan pembacaan atau juga dapat disebabkan oleh kondisi alam.
   Data yang dihasilkan harus diinterpretasi dengan cara melihat tabel nilai tahanan jenis tiap batuan dari M.H. Loke (1999), kemampuan penginterpretasi sangat berpengaruh terhadap hasilnya. Nilai tahanan jenis suatu lapisan batuan atau material berbeda-beda, faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan nilai tahanan jenis adalah: jenis bahan penyusun, kemampuan bahan, porositas, ukuran dan bentuk pori-pori bahan, kandungan dan mutu air serta suhu setiap bahan penyusun formasi batuan (Langgeng,dkk 2006).
Interpretasi dilakukan untuk mengetahui jenis dan susunan material berdasarkan nilai resistivitas dan pola distribusinya. Interpretasi dilakukan berdasarkan  tabel resistivitas material menurut Loke (2000), Milsom (2003), atau Lowrie (2007).

Tabel nilai tahanan jenis batuan (M.H. Loke)

Tabel nilai tahanan jenis batuan (Lowrie & Milsom)


Data yang diperoleh dari pengukuran lapangan merupakan data yang menggambarkan nilai resistivitas semu sehingga tidak merepresentasikan kondisi sebenarnya. Data yang ada dilapangan harus diolah terlebih dahulu untuk memperoleh nilai resistivitas sebenarnya. Pengolahan pertama menggunakan software X2IPI untuk mengolah data lapangan untuk menggambarkan stratigrafi semu. Software ini mengolah nilai apparent resistivity dari data lapangan. Nilai k (konstanta) diperoleh dari software ini, nilai k semakin kebawah semakin besar.
Pengolahan data selanjutnya adalah memasukkan data ke software Res2Dinv untuk memperoleh nilai resistivitas sebenarnya. Data yang berasal dari software X2IPI di convert ie2dp agar bisa diolah oleh software Res2Dinv. Data nilai resistivitas semu di inversi menggunakan software ini sehingga diperoleh nilai resistivitas sebenarnya. Dalam software ini kita dapat mengetahui tingkat error data. Error data dapat disebabkan oleh nilai ekstrim suatu data yang diakibatkan oleh kesalahan pembacaan atau juga dapat disebabkan oleh kondisi alam.
Data nilai resistivitas sebenarnya yang dihasilkan harus diolah menggunakan software RockWords untuk memperoleh gambaran secara 3D. Pengolahan data menggunakan software ini dilakukan dengan cara mengubah data stratigrafi menjadi data bor, semakin banyak data bor yang dibuat maka tingkat keakuratannya akan semakin baik. Data bor yang dibuat juga harus mempunyai koordinat yang nantinya akan dimasukkan dalam software ini sehingga dapat menghasilkan gambaran secara 3D.

Contoh hasil interpretasi hasil nilai tahanan jenis batuan menggunakan software Res2DInv



Contoh pengolahan data resistivitas menggunakan software RockWorks14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar