Kamis, 31 Maret 2011

Proses Interpolasi Data ERT

ERT merupakan metode geolistrik multi elektroda yang dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang kondisi material di bawah permukaan bumi berdasarkan pola distribusi dari nilai resistivitas material di bawah permukaan bumi. Metode ERT dapat dilakukan untuk memperkirakan atau menentukan karakteristik material bawah permukaan bumi, sehingga kondisi material penyusun bentuklahan dapat diperkirakan atau diketahui berdasarkan ERT. Pengukuran nilai resistivitas material penyusun bentuklahan pada ERT dilakukan dengan injeksi arus listrik ke bawah permukaan bumi. Hasil dari ERT merupakan resistivity pseudosection atau model distribusi nilai resistivitas material bawah permukaan bumi.
Metode ERT secara umum dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu perencanaan, survey, serta pengolahan dan interpretasi data. Terdapat beberapa variabel penting yang harus ditentukan dahulu sebelum tahap survei dalam ERT dilakukan yaitu: panjang lintasan (L), jarak antar elektroda (a), jumlah elektroda (n), jarak antar elektroda arus dan elektroda potensial (na), jarak antar elektroda arus (AB), jarak antar elektroda potensial (MN), kedalaman observasi (z), azimuth lintasan, faktor geometris (k), serta jumlah titik pengukuran yang disebut Quadripole. Data ERT dapat bersifat dua dimensional atau tiga dimensional. Data dua dimensional diperoleh jika lintasan ERT merupakan garis linear, dan data tiga dimensional jika lintasan merupakan jaring-jaring areal.
Nilai resistivitas material yang diukur melalui ERT tidak dapat langsung diperoleh di lapangan. Nilai resistivitas diperoleh setelah nilai Resistensi dan resistivitas semu dihitung terlebih dahulu. Resistensi merupakan nilai hambatan dari besaran beda potensial terhadap arus listrik tertentu
Resistivitas semu atau resistivitas permukaan merupakan hasil perhitungan dari nilai resistensi dan faktor geometris elektroda yang digunakan dalam ERT. Proses inversi merupakan proses pengolahan data pada metode ERT. Hal-hal yang perlu diperhatiakn dalam pengolahan data menggunakan software Res2DInv antara lain: panjang lintasan survey, jarak antar elektroda, jumlah elektroda yang digunakan, konfigurasi elektroda yang digunakan, faktor geometris, nilai resistivitas semu, kondisi geologi lokasi surveu dan kualitas data.

Analisis spasial merupakan analisis tentang lokasi dari obyek kajian dimana kondisi keruangan lokasi mempengaruhi objek kajian. Perbedaaan nilai resistivitas yang muncul dalam terbentuknya pola distribusi nilai resistivitas, merupakan sebuah fenomena yang terkait dengan perbedaan karakteristik kondisi keruangan. Berdasarkan pernyataan diatas maka interpretasi pola distribusi nilai resistivitas pada dasarnya merupakan bentuk analisis spasial.
Interpretasi nilai resistivitas material dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah menentukan nilai resistivitas material-material penyusun litologi daerah kajian berdasarkan data resistivitas material hasil pengukuran dalam laboratorium yang dilakukan oleh Loke, milsom, Lowrie. Tahap kedua adalah mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai resistivitas tersebut, yaitu kandungan lempung, keterdapatan airtanah, jenis dan karakteristik fisik batuan, mineralogi batuan, dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan nilai resistivitas material mendekati nilai maksimum atau nilai minimum dari nilai interval yang tersaji dalam tabel. Nilai resistivitas material di lokasi kajian dapat diperkirakan dengan mempertimbangkan faktor-faktor pengaruh tersebut apakah memperbesar nilai resistivitas atau memperkecil nilai resistivitas.
VES merupakan proses injeksi arus listrik ke bawah permukaan bumi melalui anoda dan katode serta pengukuran beda potensial pada anoda dan katode tersebut untuk memperoleh data resistensi dan resistivitas semu material permukaan bumi. Elektroda potensial merupakan elektroda positif (anoda) yang digunakan untuk injeksi arus listrik ke bawah permukaan bumi (A,B).
Elektroda arus merupakan elektroda negatif (katode) yang digunakan untuk pengukuran beda potensial antar elektroda positif dan negatif saat injeksi arus listrik ke bawah permukaan bumi (M,N). Geolistrik merupakan metode yang dilakukan untuk mendeteksi material di bawah permukaan bumi dengan memanfaatkan sifat-sifat kelistrikannya.
Inversi merupakan proses pembuatan model spasial berdasarkan data spasial yang diperoleh dari pengukuran lapangan. Interpolasi merupakan proses memperkirakan nilai suatu area yang tidak memiliki nilai berdasarkan nilai hasil pengukuran area-area disekitar area tersebut. Litologi merupakan karakteristik fisik formasi batuan, susunan pelapisan anggota formasi batuan, dan karakteristik tanah yang terbentuk dari formasi batuan.
Stratigrafi merupakan lapisan endapan batuan bertingkat yang memiliki korelasi umur pengendapan selaran dan dibatasi oleh lapisan-lapisan endapan batuan yang memiliki korelasi umur yang cenderung selaras atau tidak selaras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar